Narkoba atau Napza yang berarti
narkotika, psikotropika dan zat aditif
merupakan zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain
menimbulkan kecanduan, efek jangka panjang penggunaan narkoba bisa
menyebabkan berbagai macam penyakit mematikan seperti ginjal, lever,
paru-paru dan jantung. Bahkan dampak dari narkoba ini secara berlebihan
bisa menyebabkan kematian.
Macam Narkoba
Adapun beberapa macam narkoba dan golongan narkoba yang sering digunakan oleh pemakai narkoba diantaranya :
Depresan. Contohnya morfin, heroin dan putaw. Bahan narkoba jenis ini
bisa menekan system-sistem saraf pusat sehingga pemakai akan merasakan
ketenangan sesaat atau tertidur serta tak sadarkan diri.
Stimulant. Contohnya kafein, kokain, amphetamine, sabu-sabu dan ekstasi.
Narkoba jenis ini berkerja secara cepat untuk merangsang fungsi tubuh
dan meningkatkan kegairahan yang tinggi.
Halusinogen. Contohnya mariyuanan, ganja dan LSD (lysergic Acid
Diethylamide). Narkoba jenis ini bisa mengubah daya persepsi atau
mengakibatkan halusinasi. Pemakai akan merasakan ketenangan luar biasa
dilanjutkan dengan imajinasi tinggi yang bisa mengakibatkan perilaku
tidak wajar.
Selain itu ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang remaja terlibat penyalahgunakan narkoba, diantaranya adalah :
Faktor stress. Anak-anak bisa mengalami depresi jika mendapatkan tekanan
yang bertubi-tubi. Terkadang orangtua tidak mempedulikan keinginan
melakukan apa yang disukai seorang anak. Apalagi jika orangtua terlalu
sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadinya. Situai inilah yang membuat
anak lari menggunakan narkoba untuk mencari ketenangan sesaat.
Teman pergaulan. Menurut piyoto Subur, petugas lapangan KIOS, hasrat
seseorang anak yang selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru ditambah
lingkungan pergaulan yang sudah lebih dulu menggunakan narkoba biasa
membuat mereka ikut terjerumus.
Ciri-ciri
Seringkali orangtua tidak menyadari anaknya terlibat penyalahgunaan
narkoba. Mereka biasanya baru sadar jika anak mengalami over dosis.
Sebagai orang tua, upaya pencegahan masih bisa dilakukan salah satunya
dengan mengenali sejak dini penyalah gunaan narkoba pada anak.
Seperti apa gejalanya? Dijelaskan A. Kasandra Putranto, psikolog dari
Kasandra Associates Jakarata, ada beberapa ciri fisik dan perilaku yang
bisa dilihat jika anak sudah terlibat penyalahgunaan narkoba. Berikut
ciri fisik serta dampaknya jika seseorang tekena narkoba :
Mata merah. Ini menjadi cirri fisik yang paling sering terjadi untuk semua jenis pemakaian narkoba.
Bau badan. Biasanya pemakai berkeringat dan memiliki bau badan khas atau menyengat. Mereka yang memakai
putaw biasanya jarang mandi dan baju yang dipakai itu-itu saja. Selain itu rambut lebih terlihat berminyak dan mudah rontok.
Pernapasan lambat dan dangkal. Hal ini menyebabkan pemakai mengambil napas cepat seperti setelah berolahraga.
Selain ciri fisik, ada juga perilaku yang mengindikasikan seseorang mulai menggunakan narkoba, diantaranya :
Aktivitas tidur terganggu. Pengguna narkoba biasanya sering tidur atau bermalas-malasan sepanjang hari atau sebaliknya.
Perubahan perilaku makan dan minum. Mereka bisa menjadi seseorang yang tidak menyukai makan atau makan secara berlebih.
Menjadi pribadi emosional dan sensitive. Pemakai narkoba lebih cepat
tersinggung. Kesalahan kecil dari orang lain dianggap sebagai masalah
besar yang mengganggu kepentingannya.
Kekacauan cara berpikir. Bagi mereka yang rutin
menggunakan obat terlarang, biasanya cara berpikirnya kacau dan sulit berkonsentrasi.
Perubahan peer. Lingkungan pergaulan mereka lama-lama akan berubah drastis
Kebutuhan uang bertambah. Pemakai narkoba biasanya mulai merongrong
keluarga untuk menyediakan sejumlah uang untuk membayar sesuatu.
Mengatasi
Jika buah hati tercinta sudah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba.
Anda tak perlu bersikap tertutup. Sebaiknya hubungi orang yang ahli di
bidang upaya penanggulangan narkoba seperti dokter, konselor dan
praktisi narkoba. Selain itu pengobatan detoksifikasi untuk menghentikan
kecanduan narkoba harus dilakukan agar zat yang membahayakan tubuh bisa
dibersihkan secara bertahap.
Meskipun demikian, pepatah
lebih baik mencegah daripada mengobati
sangat tepat diterapkan untuk mencegah anak terlibat penyalahgunaan
narkoba. Peran serta orang tua di rumah diharapkan menjadi pondasi utama
membentuk kepribadian seorang anak. Orang tua wajib memberikan
pengetahuan dan bahaya dari penggunaan narkoba sedini mungkin terhadap
anak-anaknya. Sehingga tanpa dilarang atau diberi ancaman, mereka akan
menyadari bahaya yang akan terjadi di kehidupannya baik di masa sekarang
ataupun di masa yang akan datang.